
some thoughts...

20.9.12
19.9.12
Mommies Miss The Kids

Mungkin memang nggak ada salahnya sesekali bergaul dengan orang-orang dari "kategori" yang berbeda dengan kita. Seperti yang terjadi pada saya 2 hari ini.
Karena udah bebas ngantor, sekarang saya bisa mengambil kelas menjahit saya di kelas weekdays. Dan ternyata, di kelas weekdays ini mostly pesertanya adalah ibu-ibu! Ibu-ibu disini adalah benar-benar seumuran ibu saya!
Jadilah saya lebih sering mendengar daripada berbaur. Ibu-ibu memang senang berbagi! Dari resep masakan, resep kurus, cerita soal tetangga, sampai gosipin suami masing-masing! Dan herannya, mereka nggak ada capeknya ngomong lho, dari mulai sapaan hangat di pintu masuk waktu mereka datang, sampai saya pulang duluan pun mereka masih mengobrol. Kita lihat aja, mungkin sampai modul pertama saya selesai nanti, topik obrolan di kelas ini cukup untuk bahan novel pertama saya! ;)
Dari sekian banyak cerita, hari ini ada quote yang bagus untuk saya bagi. Berawal dari Si Ibu A yang berbagi kesedihan karena si anak akhirnya memutuskan pindah ke rumah barunya. Si anak dan suami sudah 2 tahun menetap di rumah setelah mereka menikah.
Ibu B yang ikut prihatin berkomentar, "Kenapa ya, anak-anak itu nggak mau tinggal sama kita aja?", katanya sambil menerawang.
"Ya mungkin biar bebas, Bu...", Ibu C mencoba menjawab pertanyaan retorik itu.
Ibu A langsung memotong, "Eh, saya nggak pernah melarang-larang lho, Bu! Nggak pernah ngatur-ngatur! Saya nggak cerewet sama menantu! Maksudnya sih supaya dia betah...".
Saya senyum-senyum dalam hati. Posisi saya adalah sebagai anak yang kebetulan seumuran dengan anak-anak mereka. Dan saya seperti tahu persis alasan si anak kekeuh mau pindah ke rumah sendiri. Bukan untuk bebas (kalo dipikir, mau bebas ngapain sih?), tapi mungkin lebih kepada sebagai individu, I need my own authority.
Ibu B berkomentar lagi, "Iya, padahal kan enak ya, tinggal sama kita. Semua udah ada. Semua ada yang ngurusin".
"Iya", Ibu A mengamini, "Tapi kalo bapak saya dulu, dia malah "ngusir-ngusir" anaknya dari rumah. Kata beliau, pohon yang tumbuh di bawah pohon beringin nggak akan tumbuh besar. Dia akan terus kerdil".
That's it. Seolah semua paham, obrolan pun langsung berganti topik resep kurus si dokter A, diet karbo, rekomendasi tempat senam and stuffs.

ps.
1. Suddenly miss my mom. Seketika mengerti kenapa beliau selalu terus ingin mepet anak-anaknya. Ternyata semua ibu merasakan hal yang sama. Saya juga pasti nanti akan merasakannya :')
2. Moral of the story: Waktu berlalu dengan sangat cepat. Tau-tau anak nikah dan keluar dari rumah. Semoga saya bisa menikmati waktu bersama anak-anak saya nanti, embrace every moment, supaya at least cukup puas melewatkan waktu bersama mereka :')
18.9.12
Again, About Letting Go.

Baru-baru ini, seseorang masuk ke dalam kehidupan saya dan pasangan, seorang kakek kaya raya (kayanya sampe saya nggak pernah mengira ada orang sekaya dia) yang penuh dengan kemarahan di dalam hatinya. Kemarahannya sampe saya nggak pernah mengira ada orang semarah dia di bumi ini.
Kekayaan si kakek, yang out of nowhere muncul dalam kehidupan kami ini, bisa membeli apapun yang dia mau, kecuali forgiveness. Kemarahan terbesarnya adalah pada Tuhan, karena mengambil istrinya secara tiba-tiba lewat penyakit kanker, dan pada dirinya sendiri, karena selama istrinya hidup, si kakek merasa sering mengabaikannya untuk sibuk kerja dan membangun bisnis. Padahal menurutnya (setelah sang istri pergi dia kemudian menyadari), istri tercintanya adalah seorang malaikat. Dia sangat baik dan nyaris tanpa cacat sebagai istri maupun sebagai manusia baik. At some point, we learn, you don't know what you've got until it's gone. Old words, huh? It's never too late to say I love you, to show how much we care about someone, as long as we're still breathing.
Kemudian, kemarahan berikutnya adalah pada putri tunggalnya, karena berpacaran dengan laki-laki yang menurut si kakek ini nggak ‘sederajat’. Well, Kek, they’re 20's! People make mistakes at 20's! Nanti juga dia akan menyadari, kalo memang kecurigaan si kakek ini benar, bahwa cuma harta yang diincar. Kan ada prenup, Keeek! :)
Mungkin karena dari generasi jadul, si kakek ini kurang sadar bahwa handling teenagers paling efektif ya dengan menjadi temannya daripada jadi musuhnya. Bukan karena saya pernah jadi orang tua, tapi kita pernah jadi remaja kan? ;) Either way, dia malah mengusir si princess ini dari rumah, mengganti semua kunci pintu, bahkan mengganti sistem remote control TV di rumahnya supaya si anak nggak bisa nonton TV kalaupun dia berhasil masuk! What kind of anger could make someone capable to do ridiculous things like that?! Saya sebenarnya kasihan dan prihatin, tapi sekaligus juga nggak bisa nahan untuk nggak ketawa :)
Lalu, dia marah pada beberapa teman yang menurut dia nggak mau mengikuti kemauannya. Mental bos yang selalu dituruti kemauannya ini kadang bikin repot. Kalo kita karyawannya sih nggak papa, lha kalau temannya?
Nggak heran kalau si kakek begitu kesepian di masa tuanya ini. Mungkin karena si kakek ini membiarkan dirinya dikuasai kemarahan? It’s very human to get mad with things we can’t handle in life. But I don’t think we're asked to handle everything in life. It’s God’s job. Our part is letting things go to be taken care by God. As long as we don’t do our home work, how could God help?
Hari ini, si princess ternyata berulang tahun. Si kakek 'berkonsultasi' ke pacar saya tentang gimana sebaiknya kata-kata yang bisa dikirimkannya lewat SMS untuk mengajak si anak merayakan ulang tahun malam ini bersama dia, instead of bersama pacarnya. Oya, dia 'berkonsultasi' karena setelah peristiwa pengusiran, ayah-anak ini masih dalam kondisi perang dingin (yaeyalaaaaah! :p). Saya percaya, si kakek ini sebenarnya berhati lembut, sampai kemudian dia mengalami kekecewaan terbesar dalam hidupnya waktu istri tercinta pergi. Lalu dia membiarkan amarah menguasainya dan "melindungi" hatinya dari kemungkinan kecewa lagi dengan kemarahannya itu.
Meanwhile, pagi tadi jauh sebelum pacar bbm tentang cerita terbaru soal si kakek, saya membuka Pinterest dan menemukan quote bagus ini:
“Forgiveness is not something we do for other people. We do it for ourselves to get well and move on”.
May us are always be people with the biggest heart that forgives…
ps.
1. Saya semakin ngerti kenapa kita diminta bermaaf-maafan di hari raya (terutama di agama saya, tapi saya yakin di agama lain juga sama), karena memaafkan membersihkan hati dan kembali mensucikannya itu benar-benar benar! At least, setahun sekali kita "dipaksa" detoks hati. Kalau nggak, bisa dibayangkan betapa berbebannya hidup kita ya :)
2. Most of all, memaafkan diri sendiri adalah yang terpenting dan tersusah :')
3. Thank God sending us this mad old-guy. Thank God for the lessons.
4. Oya, kabar terbaru adalah sudah ada win-win solution. Malam ini mereka merayakan ulang tahun si princess bertiga: ayah-anak dan sang pacar :)
5. Saya rasa saya mulai sayang sama si kakek pemarah ini :) Reminds me of my grandpa, may he RIP up above :')
13.9.12
Embrace September

The month I've been waiting for lately finally come! Well, actually it's entering the middle of month now, but ((((who cares))))) !?! I'm living my September now! :)

Quitting my job is the second of big decisions in my life, after riding on motor bike in a runaway trip from Purwokerto, Central Java, to Jakarta, 7 years ago ;p By the way, correction, I didn't quit, I stopped to make a brand new start. Maybe it sounds like a denial, but again (((( who cares ))) !?! I'm living my life now!
But don't ever think an unemployed has plenty of time to do anything. First of all, home works (literally, works about taking care of home) are endless. Doing the laundry, the dishes, cleaning up my room, mopping the floor, cleaning the dust, preparing meals, doing dishes again.. OMG, hats off to all full time housewives! You're super human! No offense, but I prefer making tons of proposals or editing thousands of scripts!

Besides, being a freelancer means being fully responsible to myself. Like arranging all the schedules, working with no particular pattern, like what time to start, to break, to end; who's to meet, how to catch the deadlines, do the bargaining; everything's so random! But I'm excited, indeed! It's all new for me, it's definitely new journey.

Also about this dream I have, the very old one, almost buried alive; being a designer (for fashion or interior products of my own brand), I swear, I'm gonna make it!

Well, overall, I'm glad I made this decision. Though, in the other side, there's a bit scare of the uncertainties, still, it encourages me to start over immediately and work my ass off!
Saving Angels
The rule is.. no matter how hard to try, if we want to be kind to people, we have to do it sincerely, with no expectation to get paid back beside feeling happy by helping them. We'll get paid later when God sends us His angel, just in time we really need someone to help or someone to care. We'll never know when, so, don't we need to safe the "helps & cares" as much as we can for the rainy days? ;)

Also, sometimes, we care about someone 'too' much and we expect he/ she'll do the same too. But at some point, we have to realize that they don't care and maybe we're missing out on someone who does.
Like, I have him. Someone who always be there, catch me when I fall, cheer me when I'm sad, listening to my complaints about everything, and simply understand me; no matter how jerky I am. But sometimes I forget, he's human too, who's tired sometimes, or hungry, or sleepy, and has a limit.
Thank you, Dear, for never giving up on me. It could be you, an angel God sent particularly for me. I love you so much :)
ps.
I'm very happy for my best friends, the newlywed, Niken & Gery. Wish you a very happy journey, ever after :-*
