"Weeeh, keramas pagi-pagi nih!", salah seorang kolega menyambut dengan gurauan garing di mulut tangga. Tissa tersenyum sedikit tanpa niat, for the sake of sopan santun. Dan...
Gubrak!!!
"Ya ampuuun, ati-ati, Mbaknyaaa!", Si Salah Seorang Kolega tadi pun buru-buru membantunya berdiri. Seperti biasa, jatuh di tempat umum itu sakitnya nggak seberapa dibandingkan malunya.
"Hehehe.. Thanks.. Gue nggak papa kok", ujarnya sambil memunguti barang-barangnya yang tercerai di lantai.
"Yakin nggak papa? Mau gue bawain? Sini sini gue bawain", Si Salah Seorang Kolega, yang lalu disadari Tissa adalah Bono, staff GA, dengan baik hatinya menawarkan bantuan lagi.
"Eh, nggak usah, Bon, gue nggak papa kok, bener..", tolak Tissa halus, plus senyum manis, kali ini dengan niat tulus, "Biasaaa, meeting kepagian, jadi gini deh, buru-buru.."
Bono melirik jam, "Udah jam 9 sih nggak pagi-pagi amat kali..", ujarnya mencoba bergurau lagi.
Ups, satu langkah salah buat Bono, Saudara-saudaraaa!
Seketika, Tissa pun menarik lagi senyum tulusnya. Tau apa dia soal meeting pagi? Hidup lo kan normal, Bro! Berangkat-pulang 9 to 5, nyampe rumah lo bisa snuggling sama anak-istri lo, tanpa kerjaan-kerjaan yang lo bawa pulang, tanpa teror BBM dari boss sampe jam 1 dini hari, tanpa insomnia, tanpa reminder-reminder meeting yang membabi buta di setiap pagi!
![]() |
I wish this were my to-do-list ~ Tissa. |
So, don't you dare judging me!
Tissa merebut salah satu tentengannya dari tangan Bono, "Thanks!", tukasnya sambil melesat ke ruangannya.
Sesampainya di ruangan, Tissa pun buru-buru merapikan rambutnya, bajunya, dan sedikit memoleskan lipstik merahnya. Lipstik merah ini such a big saviour for her. Satu olesan saja... viola, menyelamatkan muka bantal plus mood yang berantakan!
"Mba Tiss, aku mau ngomong bentar ganggu nggak?", sebentuk wajah Kaya muncul di balik pintu.
Oh, no, not now! 'Mau ngomong bentar' itu sounds not such a good news!
"Gue mau meeting nih, udah telat pulak!", sergah Tissa.
"Oh, gitu ya, Mbak.. Aku cuma mau ngajuin ijin sih... Kamis besok aku harus nganter nyokap ngurusin pajak. Kasian dia nggak ada yang nganter. Paling cuma setengah hari kok, Mbak.. ", Kaya pun menyodorkan selembar form ijin.
"Ooooo... Taruh di meja aja deh, nanti gue cek ya, abis meeting. Okey?", jawab Tissa sambil menyemprotkan body spray, kemudian menyambar notebook dan beberapa folder dokumen.
"Siap, Mbak Tis! Thanks yaaa!", Kaya pun sumringah, "Meeting apa lagi nih, Mbak?", tanyanya melihat kehebohan klasik bosnya.
"Ah, lo nggak mau tau deh pokoknya!"
Kaya pun tertawa, "Oke deeeh, have fun deh kalo gitu!"
Tissa memutar bola matanya, "Eh, makasih lho!"
"Deeeeeeh, gue meeting dulu yaaa!", serunya kemudian sambil tergopoh-gopoh melesat keluar ruangan, "Ada apa-apa BBM gue ya, Guuuys!"
Pemandangan rutin setiap pagi. Tissa, Sang Ratu Dapur radio ini datang telat, kadang dengan rambut yang nggak sempat dikeringkan, tergopoh-gopoh untuk meeting marathon dari jam ke jam.
"Weeeelll, coba kita itung sampe lima.. Tebak, kali ini apa yang ketinggalan?", sahut Melly, sang sekretaris.
"BB, biasanya sih.. ", ujar Rangga.
"Mug kopi dia!", sahut Luna.
As always, suara langkah kedubrakan pun kembali terdengar dari balik pintu, dan raut wajah Tissa pun nongol dengan sebentuk cengiran lebar, "BB gue, Mel, tolong dong.. Hehehe..."
=oOo=
No comments:
Post a Comment