HAHA!
Thank God, I'm not the only woman who feels that way!
Kadang suka heran, kenapa suami nggak terganggu dengan sink yang penuh dengan piring/ gelas kotor? Nggak ngerasa urgent buat ngisi ulang botol sabun cuci tangan yang udah kosong? Apa dia mengira bath tub itu didisain bebas jamur dan bebas licin?
| They don't know, this is such a porn for women :p |
Pahit, tapi ternyata memang gitu kenyataannya! Pria-pria nggak di-"install" kepekaan untuk bisa responsif sama hal-hal bersifat domestik! Yaaa, tergantung orang tuanya dulu meng-install programnya atau nggak kali yaa..
Tapi nggak juga sih.. Abang saya dididik untuk bisa melakukan pekerjaan domestik. Pas udah besar, ya nggak otomatis ngeh juga sama "kejanggalan-kejanggalan" seperti contoh di atas. Alias, baru membantu kalau diminta atau disuruh.
Cuma, jadi dilema juga buat para ortu. Kalo anak lakinya di-install sama program-program domestik, tar kebablasan jadi feminin, gimana dong? Hari gini! Serba salah nggak sih? :D
| If only they knew, domestic works never harm his masculinity. Instead, it makes him look way hotter! X) |
Tapi masih lumayan ajalah kalo pria-pria ini masih bisa menghargai double-duty istri jaman sekarang; ya kerja ya jadi ibu rumah tangga. Yang sedih adalah... udah nggak peka, nggak respect juga sama istrinya. Better pulangin aja ke mamanya yaa ;)
Mungkin soal nggak peka ini, sama juga seperti kita, para pereu, yang nggak ngeh sama waktunya ganti oli, mesin kendaraan kedengeran kasar, ban perlu angin, dan sejenisnya :p
Well, marriage, in learning. Seru, tapi perlu 100% sober di dalamnya, kalo nggak mau terjebak dalam drama Oh Mama Oh Papa :)

No comments:
Post a Comment