Pernahkah berkomentar, “Dulu dia nggak gitu lho!”. Emosi yang mengiringinya bisa sebal, sinis, marah atau kasihan.
Saya pernah. Baru saja kemarin. Dan untungnya sebelum keburu suudzhan, saya langsung ditampar balik; dalam sebuah obrolan, seorang teman lain menceritakan kondisi sebenarnya dari si dia yang 'dulu nggak gitu' itu.
Seketika, saya pun merasa sudah bersikap tidak adil dan sok tahu.
Judging people emang paling gampang, tanpa kita mau tahu cerita di balik hidupnya. Begitu kita menempatkan diri in his/ her shoes, tampaknya jadi wajar-wajar saja kalau seseorang nggak lagi seperti yang dulu. Dian Pisesha saja mungkin udah nggak seperti yang dulu (cuma 'anak lama' nih yang ngerti joke ini Xp).
Sepertinya, selama hukum alamnya masih ada aksi ada reaksi, ada sebab dan ada akibat, of course everybody changes. It's like a part of human nature, we adapt to survive. And in my humble opinion, as long as we live one life at a time, I don’t think we can judge people.
Mungkin ada baiknya juga sesekali kita "ganti sepatu", supaya bisa ngerti, make sepatu orang lain itu nggak selamanya enak. Jadinya, kita bisa bersyukur deh kita pakai sepatu kita, instead of ngata-ngatain sepatu orang.