some thoughts...

some thoughts...

16.7.11

Open Up Your Heart


Kadang kita mengalami masa sulit yang membuat muka berkerut. Kadang di saat itulah anak-anak (walaupun cuma lewat suaranya saja) bisa membuat orang dewasa kembali tersenyum.

Ada sebuah lagu selalu mengingatkan saya pada anak-anak. Termasuk waktu menyiapkan salah satu project yang sasarannya adalah anak-anak, dan saya menggunakan potongan lagu ini sebagai ilustrasi dalam sebuah klip.

"Mommy told me something a little kid should know..."

Pertama kali saya dengar lagu ini dibawakan Frente! Tapi jangan nyari-nyari di album mereka yang cuma dua itu ya, karena track ini ada di album kompilasi Saturday Morning: Cartoon Greatest Hits (1995).

Belakangan kemudian saya tahu, bahwa lagu ini bukan asli milik Frente! Open Up Your Heart (And Let The Sunshine In) ditulis di tahun 1954 oleh seorang RADIO STAR! Stuart Carl Hamblen, seorang radio personality di AS yang juga aktif bermusik, menulis dan kemudian membawakan lagu ini bersama Cowboy Church Sunday School, yang terdiri dari istrinya, Suzy, kedua anak perempuannya, Veeva Suzanne dan Obee Jane (Lisa), dan juga dua orang anak teman Veeva dan Lisa. Lagu ini direkam dengan kecepatan 45rpm sehingga terdengar seperti dinyanyikan oleh anak-anak.


Beberapa cover version lainnya yang sempat dirilis selain versi Frente!, misalnya The Flinstones feat. Pebbles and Bamm Bamm (1965) dan Anne Murray dalam medley dengan salah satu singlenya, You Are The Sunshine.


Tiap-tiap versi punya kesan sendiri. Favorit saya tetep versi Frente!, tentunya! Tapi yang jelas, lagu ini nggak hanya mengingatkan pada anak-anak tapi juga layak dinyanyiin untuk anak-anak karena liriknya.

"So let the sun shine in
Face it with a grin
Smilers never lose
And frowners never win
So let the sun shine in
Face it with a grin
Open up your heart and let the sun shine in"

F...F... Fr... Frente!

Original line up: Angie Hart (vocal), Simon Austin (guitar), Tim O'Connor (bass), Mark Picton (drum)

Rasanya pingin lompat-lompat (yang beberapa detik kemudian aku memang lompat-lompat), waktu dengar kabar Frente! datang ke Jakarta dan main di Java Rockin' Land (JRL)!

Gimana nggak?

Inget kan, masa-masa dimana kita pingin banget jadi personel band?? Di masa itulah aku mendengarkan Frente!

Debut album: Marvin The Album

Lagu pertama yang kudengar dari mereka, apalagi kalau bukan ballad Bizzare Love Triangle dari Marvin The Album (1994) yang kenceng banget diputar di radio dan MTV. Pastinya, juga karena dipas-pasin sama kisah percintaan saat itu dong! (mellow berjamaah dengan jutaan perempuan lainnya di dunia) ;p

The famous clip: Bizzare Love Triangle

Cover version Bizzare (aslinya adalah lagunya New Order, yang punya aransemen sangat beda!) bikin aku jatuh cinta sama musik yang mereka mainkan. They keep it sounds light, walaupun buatku musik mereka cukup dalam, baik dari lirik maupun musikalitas (sok-sok me-review nih, hehe).

Tapi bener kok! Coba aja denger Cuscatlan yang bicara soal perang atau Accidently Kelly Street yang (menurutku) mengingatkan kita untuk enjoy the life and be grateful.

Untuk soal musik, favoritku adalah See/ Believe, dimana mereka terdengar sedikit bluesy.
Buat penyemangat pagi, paling enak dengerin Dangerous. Lagi marah: So Mad. Jatuh cinta? Apalagi kalo bukan Labour of Love!

The 2nd album: Shape, recorded in Spain

Sayangnya Frente! bubar tahun 1996 setelah rilis album Shape. Mana nyari CD-nya susah banget! By the way, walaupun aku kenal album pertama Frente! dari seorang teman di SMA (thank you soooo much, Henny!), seorang teman kuliahlah yang membuatku memiliki albumnya (thank you Rizal!). Tau aku tergila-gila sama band asal Australia ini, Rizal kemudian meminjamkanku album kedua mereka. Mau kupinta kasetnya (yesss, masih dalam bentuk kaset bo! ;p), nggak dibolehin! Yaaa, aku pun maklum sih, mengingat nyari album mereka memang nggak gampang.

So, if you crazy 'bout them as well, don't miss their performance on JRL next week! Let's have a blast from the past and.. singing! :)

See you there!

11.7.11

True Or False Part 2

Lucky is... marrying your best friend.

When Hard Works Meet Love

Penyiar cabutan :D

"Kerja di radio??? Penyiar yaaa??" *respon semua orang dengan nada excited slash sumringah, begitu tahu aku kerja di radio.

Well, nggak disangkal, menjadi penyiar adalah pekerjaan paling prestisius di radio. Gimana nggak, jadi radio star hampir sama kerennya dengan jadi artis! (walopun buat yang nggak beken-beken amat, sering dibilang artis lokal ;p)

Tapi, walaupun karir sebagai penyiar berbelok menjadi orang belakang mic, aku sangat bangga dan puas menjadi seorang radio person. Bener-bener praktisi radio! Dari mulai nulis skrip sampai siaran pun, aku sih hayu! (antara serba bisa sama mure, sebenernya beda tipis ;p)

Memproduksi drama radio, sebagai penulis, director, skaligus cast!
*pengen exist? ;p

Dan, betapa senang riang gembiranya hatiku Rabu lalu (060711), waktu kami diundang ke acara penganugrahan Indonesian Radio Awards 2011. Acaranya benar-benar make me feel at home, mengingatkan kembali kenapa aku jatuh cinta sama dunia radio!

Di sanalah ditampilkan (baca: diperdengarkan) karya-karya extravagant dari para praktisi radio, yang menonjolkan the power of radio: THEATRE OF MIND! Semuanya mengingatkanku pada kerja keras kreatif, yang nggak jarang bikin nggak tidur semalaman. Tapi, begitu denger hasilnya yang kadang cuma berdurasi 60 detik, senyum lebar ear to ear kadang nggak bisa lepas dari settingan muka seharian. Tentunya pun, setelah narsis mendengarkan hasil karya itu berulang-ulang.

The winning team 97,9 FeMale Radio Jakarta
The 1st winner Best Innovation for Radio Program

Apalagi kalau karya itu memenangkan penghargaan sebagai karya terbaik se-Indonesia. Ge-er-nya luar biasa! Walaupun ini kerja tim, tapi justru karena kerja tim, bangganya semakin bukan main!

Me and the award :D

Terima kasih Tuhan, sudah menganugerahkan piala ini lewat panitia Indonesian Radio Awards 2011. Sungguh mengingatkan kembali, kerja keras dan niat baik yang tulus nggak akan pernah percuma.

7.7.11

Wish of Love


This was posted 3 years ago:

Bagaimana aku mau percaya bahwa tersisa satu untuk aku yang bukan orang Padang, bukan orang Sunda, bukan orang Kupang, Batak, Minahasa, Menado, Ambon, bukan orang etnis-etnis yang dihindari orang tua karena mitos-mitos warisan leluhur dan nenek moyang kita yang seorang pelaut (tarik nafas) yang juga bukan beragama A atau beragama B atau beragama C atau beragama D, apalagi beragama F,G,H,I, dst di luar 5 agama yang diakui di Indonesia (tarik nafas) yang juga berusia lebih dari atau sama dengan 30 nda boleh kurang dan juga tidak memiliki kelainan ketertarikan gender dan belum punya istri atau simpanan dan mapan, sayang sama keluarga; dan punya komitmen...
Kriteria orangtuaku banyak...
Kriteriaku cuma yang huruf kecil itu..
Tapi gimana bisa percaya, kalo pria-pria terdekatku saja menunjukkan sebaliknya...

Susah percaya tapi masih coba percaya, ada satu yang tersisa.


Funny, 'cos...
Believe it or not, I met someone who wants nothing but a commitment.

And now, what I want is just..
...
to fall in love.
..

... with you again

True Or False... Or?


TRUE or FALSE?


Gurun terbesar di dunia adalah Gurun Sahara.

Mimpi adalah bunga tidur.

Flats are better than heels.

Menjadi single lebih enak daripada menikah.

Masa indah menikah hanya terjadi di 3 bulan pertama.

Anak mengubah segalanya.

Warna ungu adalah campuran merah dan kuning.

Nggak seharusnya kita meminta (apalagi menuntut) orang berubah. Kalo dia mau berubah, ya harus dari keinginan dia sendiri.

Perempuan nggak perlu mencintai, karena dia bisa belajar mencintai, nggak seperti laki-laki. Makanya, laki-laki haruslah jadi pihak yang jatuh cinta, kalo perlu: cinta mati. Perempuan cintanya akan tumbuh, jadi cukuplah cari pasangan yang memenuhi checklist.

(Ehm, ujung-ujungnya curhat!)